BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen merupakan proses, yang mana
pelaksanaannya daripada suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi,
serta fungsi dari pada dewan manajemen untuk menetapkan politik kebijaksanaan
mengenai apa macam produk yang akan dibuat, menyalurkannya, memberikan service
dan memilih serta melatih pegawai dan lain-lain faktor yang mempengaruhi
kegiatan suatu usaha.
Manajemen Sumber Daya Manusia memiliki
peran, fungsi, tugas, dan tanggung jawab
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen
Organisasi Usaha
Manajemen berdasarkan ilmu (scientific
management)
-
Definisi Manajemen
Adapun beberapa definisi tentang manajemen
pada umumnya adalah:
a.
Manajemen adalah proses,
dengan mana pelaksanaan dari pada suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan
diawasi.
b.
Manajemen adalah fungsi
daripada dewan manajer (biasanya dinamakan manajemen), untuk menetapkan politik
kebijaksanaan mengenai apa macam produk yang akan dibuat, bagaiman
membiayainya, menyalurkannya, memberikan service dan memilih serta melatih
pegawai dan lain-laiin faktor yang mempengaruhi kegiatan suatu usaha.
“Organisasi I”
1.
Perumusan Organisasi
Konsepsi dari suatu
organisasi seperti standart vacuum atau International Harvester berlainan
dengan konsepsi suatu perusahaan kecil dan menengah.
Azas-azas organisasi lebih
banyak bersumber pada ketataniagaan daripada ketata-prajaan
(ketata-niagaan-Busines Administration; ketata-prajaan-Public Administration).
Diantara kedua cabang ilmu pengetahuan ini terdapat suatu lapangan luas dari
kepentingan dan buah pikiran yangsaling meliputi satu sama lain
Dalam analisa mengenai
organisasi, ketata-prajaan mengambil dari cara-cara ketataniagaan, dan menerima
pendapat dan tekniknya.
Definisi dalam memperkenalkan oraganisasi
sebagai suatu proses semata-mata dan menunjukkan suatu hubungan yang bercabang
dua.
Mempelajari organisasi sebagai
suatu proses saja, berarti mempelajari struktur internnya saja, tanpa melihat
manusia-manusia di dalamnya.
Organisasi pernah disebut
sebagai formil dari “administration”, ia merupakan alat, atau saluran bagi administration itu,
dan melaluinya maka tindakan-tindakan dan kebijaksanaan administration menjadi
efektif. Ada
juga yang menyebut organisasi sebagai rangka (framework) setiap gabungan yang
bergerak kearah suatu tujuan bersama.
Gambaran hubungan antara
organisasi dan administrasi juga menerangkan apa yang disebut “sistem” dengan
organisasi.
2.
Azas Kordinasi
Kordinasi merupakan azas
pertama dari organisasi, malah azas satu-satunya, Karena azas lainnya semua
berada dibawahnya (sub-ordinated). Azas-azas lainnya itu adalah azas-azas
melalui makna koordinasi menjadi efektif. Karena koordinasi memuat semua
azas-azas organisasi, maka koordinasi menjelaskan pula semua tujuan organisasi,
sejauh ia berkenaan dengan struktur internnya. Ada dua objektives, dan dua tujuan pada
organisasi, yaitu tujuan intern dan tujuan extern. Extern dapatlah berupa
sesuatu yang sesuai dengan tujuan penggabungan usaha itu, akan tetapi intern ia
selalu bersifat koordinatif.
3.
Azas Fungsionil
Azas fungsionil atau
“functionalism” di dalam organisasi pemerintah menurut teori hukum negara
semenjak montesquieu dibeda-bedakan antara kekuasaan legeslatif, eksekutif,
yudikatif. Fungsi yang menentukan tujuan, yang kedua menuju kearah mencapainya,
dan yang ketiga mengambil keputusan-keputusan penafsiran sesuai dengan
peraturan-peraturan prosedur yang ditetapkan semula. Ajaran ini bernama Trias
Politica.
Di dalam suatu negara
demokrasi kekuasaan legislatif itu pada pokoknya berada di tangan DPR,
kekuasaan eksekutif ada di tangan pemerintahan dan kekuasaan yudikatif ada di
tangan Mahkamah Agung.
Ketiga fungsi ini bukan
kita temui di dalam bidang tatanegara saja, ketiga fungsi ini sesungguhnya kita
temui di dalam setiap organisasi: ia adalah selalu universal.
“Organisasi II”
Di dalam beberapa bab yang lalu telah kita
temui istilah-istilah “staff” dan “line” atau lini. Istilah ini asalnya dari
lingkunan ketentaraan., maka ada baiknya kita mulai dengan membicarakannya di
dalam arti militer.
Staff sesungguhnya hanya bertugas memberi
nasehat dan anjuran, lini memberi perintah. “staff mewakili kekuasaan berpikir,
dan lini mewakili kekuasaan atas manusia”. Nilai seorang pejabat staff hanya
dapat diukur dengan satu ukuran, yaitu kecakapannya untuk menghasilkan ide-ide
berharga bagi kekuasaan ini dan bagi organisasi.
Ikhtisar ini diberikan oleh Alvin Brown
secara ringkas sebagai berikut:
1.
General staff adalah
diciptakan sebagai suatu badan yang membantu panglima.
2.
General staff mempunyai
kewajiban untuk merencanakan salah satu yang tidak dilakukan oleh komandan.
3.
Staff umum itu bertugas
mengadakan “staff control” pengawasan dan penelitian.
4.
Malah di dalam perkembangan
selanjutnya, staff umum ini dalam beberapa hal mempunyai tugas pelaksanaan pula.
Hal-hal yang diharapkan dari staff/manajemen
dibawah ini kita memberikan beberapa petunjuk perihal kewajiban staff yang
antara lain meliputi aspek seperti:
- Mengumpulkan fakta dan menggabungkannya sehingga setiap saat dapat diketemukan.
- Fakta ini di interprestasi disertai dengan suatu ikhtisar yang singkat.
- Membuat suatu memorandum yang memberikan dengan terang dan tegas rekomendasinya.
- Rencana-rencana yang hendak diusulkan terlebih dahulu dibicarakan dengan para manajer dari organisasi ini.
- Menyiapkan instruksi dan dokumen lain yang diperlukan (secara tertulis) untuk menjalankan dan melaksanakan suatu rencana.
- Mengawasi dengan seksama apakah instruksi tersebut dilaksanakan dan bagaimana hasilnya.
- Atas dasar pengalaman dan pengetahuan keadaan, terlebih dahulu harus diadakan rencana-rencana.
- Menganjurkan adanya pertukaran pikiran antara para manajer mengenai pengalaman dan pengetahuan.
B.
Manajemen Sumber
Daya Manusia
1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya
manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup
karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah departemen
sumber daya manusia atau dalam bahasa Inggris disebut HRD atau human
resource department.
Menurut A.F. Stoner
manajemen suber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang
bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang
yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat
organisasi memerlukannya.
Departemen Sumber Daya
Manusia Memiliki Peran , Fungsi, Tugas dan tanggung Jawab:
1.
Melakukan persiapan dan
seleksi tenaga kerja/ Preparation and Selection
a.
Persiapan
Dalam proses persiapan
dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan menentukan
berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan perkiraan/forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan
lain sebagainya.
Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam
melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan
baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal
seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi para tenaga kerja, dan lain sebagainya.
b.
Rekrutmen tenaga
kerja/Recruitment
Rekrutmen adalah suatu
proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer,
atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan SDM organisasi atau perusahaan.
Dalam tahapan ini diperlukan analisiss jabatan yang ada untuk membuat deskripsi
pekerjaan/job description dan juga spesifikasi pekerjaan/job specification.
c.
Seleksi tenaga
kerja/Selection
Seleksi tenaga kerja
adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak
kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima
berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup/cv/curriculum vittae milik
pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang
akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu
berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test
tertulis, wawancara kerja/interview dan proses seleksi lainnya.
2.
Pengembangan dan evaluasi
karyawan/Development and evaluation
Tenaga kerja yang bekerja pada
organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggungjawab. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada
dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meninggatkan
kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan
menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun tinggi.
3.
Memberikan kompensasi dan
proteksi pada pegawai/Compensation and protection
Kompensasi adalah imbalan
atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan.
Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar
tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai
dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenagakerjaan dikemudian
hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan.
Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melakasanakan
pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi pekerja tersebut
dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu.
2. Menentukan Tingkat-Tingkat Penggajian
Kompensasi karyawan
merujuk kepada semua bentuk bayaran atau imbalan bagi karyawan dan berasal dari
pekerjaan mereka, dan memiliki dua komponen utama: Pertama, pembayaran
keuangan langsung (dalam bentuk upah, gaji, intensif, komisi dan bonus). Kedua,
pembayaran tidak langsung (dalam bentuk tunjangan keuangan seperti asuransi dan
liburan yang dibayar oleh pengusaha).
Pada dasarnya terdapat dua
cara untuk membuat pembayaran keuangan langsung kepada karyawan-karyawan pada
penambahan waktu dan kinerja. Pembayaran upah berdasarkan jam atau harian, dan
karyawan yang lainnya, seperti para manajer atau para perancang Web, cenderung
untuk diberikan gaji dan dibayar mingguan, bulanan, dan tahunan. Pilhan kedua
adalah pembayaran berdasarkan kinerja, contohnya adalah piecework (pembayaran
sesuai hasil kerja).
Beberapa faktor dasar
mempengaruhi rancangan suatu rencana pembayaran yaitu: legal, serikat kinerja,
kebijaksanaan perusahaan dan keadilan.
1.
Pertimbangan Legal dalam Kompensasi
Bebagai undang-undang
menetapkan berbagai hal seperti upah minimum, tarif kerja lembur, dan
tunjangan. Misalnya, Davis Bacou Act tahun 1931 memberi wewenang kepada
sekretaris buruh untuk menetapkan tingkat-tingkat upah bagi para pekerja dan
ahli mesin yang dipekerjakan oleh kontraktor-kontraktor yang bekerja untuk
pemerintah. Amandemen menyatakan pembayaran tunjangan karyawan.
2.
Pengaruh Serikat Pekerja
pada Keputusan Kompensasi
Undang-undang hubungan
pekerja dan serikat pekerja juga mempengaruhi desain rencana pembayaran.
National Labor Relation Act tahun 1935 (Wagner Act) dalam keputusan-keputusan
perundangan dan pengadilan yang terkait mensahkan gerakan pekerja. UU ini
memberikan perlindungan hukum kepada serikat pekerja dan memberi hak kepada
karyawan untuk mengorganisir, melakukan persetujuan secara kolektif, dan
melakukan kegiatan bersama untuk tujuan persetujuan kolektif atau bantuan dan
perlindungan bersama.
3.
Kebijaksanaan Bersama dan
Strategi Persaingan
Manajer SDM atau manajer
kompensasi akan menuliskan kebijaksanaan bersama tersebut dengan manajemen
puncak, dengan cara konsisten dengan tujuan-tujuan strategis perusahaan.
4.
Keadilan dan Dampaknya pada
Taraf Pembayaran
Keadilan baik secara
eksternal atau internal, adalah sangat penting dalam menentukan pembayaran.
Secara eksternal, pembayaran harus membandingkan secara wajar dengan taraf dari
organisasi lain, jika tidak maka
pengusaha akan merasa sulit menarik atau mempertahankan karyawan yang baik.
-
Membuat Taraf Pembayaran
a.
Survei Gaji
Sebuah survei yang
bertujuan untuk menentukan taraf upah yang berlaku. Survei gaji yang baik
memberikan taraf upah yang spesifik bagi pekerjaan yang spesifik. Survei
kuesioner tertulis yang formal adalah yang paling komprenhensif, tetapi survei
telepon dan iklan surat
kabar juga merupakan sumber informasi.
b.
Evaluasi Pekerjaan
Evaluasi pekerjaan
bertujuan untuk menentukan nilai relative sebuah pekerjaan. Hal ini merupakan
sebuah perbandingan pekerjaan yang formal dan sistematis untuk menentukan nilai
dari dari satu pekerjaan relative terhadap pekerjaan lainnya dan pada akhirnya
menghasilkan sebuah hirarki upah atau gaji. Prinsif dasarnya adalah pekerjaan
yang memerlukan kualifikasi yang lebih besar, lebih banyak tanggung jawab, dan
kewajiban pekerjaan yang lebih rumit harus dibatar lebih tinggi daripada
pekerjaan yang syaratnya lebih sedikit.
c.
Mengelompokkan Pekerjaan
Serupa ke dalam Tingkatan Pembayaran
Saat menggunakan evaluasi
pekerjaan untuk menetukan nilai relative sebuah pekerjaan, komite dapat beralih
tugas memberikan taraf pembayaran kepada setiap pekerjaan. Namun, biasanya
mereka ingin terlebih dulu mengelompokkan pekerjaan ke dalam tingkatan
pembayaran. Jika komite menggunakan peringkat poin atau metode perbandingan
faktor, mereka tahu dapat memberikan taraf pembayaran kepada setiap pekerjaan.
Tingkatan pembayaran terdiri dari pekerjaan yang kiara-kira memiliki kesulitan
yang sama.
d.
Memberi Harga setiap
Tingkatan Pembayaran ‘Kurva Upah’
Kurva upah memperlihatkan
hubungan antara nilai pekerjaan dan rata-rata upah yang dibayarkan untuk
pekerjaan. Terdapat beberapa langkah dalam memberikan harga pekerjaan dengan
kurva upah. Pertama, temukan rata-rata pembayaran untuk setiap tingakatan
pembayara, karena masing-masing tingkatan pembayaran terdiri dari beberapa
pekerjaan. Kedua, memperbaiki taraf pembayaran anda.
e.
Memperbaiki Taraf
Pembayaran
Mengembangkan kisaran
pembayaran sebagian besar pengusaha tidak hanya membayar satu taraf untuk semua
pekerjaan dalam tingkatan pembayaran tertentu. Mereka mengembangkan kisaran
pembayaran vertikal (atau “taraf”) untuk masing-masing tingkatan pembayaran
horizontal. Kisaran pembayaran adalah serangkaian langkah atau level tingakatan
pembayaran, biasanya berdasarkan pada tahun lamanya.
3. Pembayaran Untuk Kinerja dan Intensif Keuangan
- Intensif Bagi Karyawan Operasional
Karyawan operasional
adalah orang-orang yang benar-benar melakukan pekerjaan tersebut. Beberapa
rencana intensif sangatlah sesuai untuk digunakan dengan karyawan operasional
yaitu:
a.
Rencana Piecework
Piecework adalah rencana
intensif tertua dan masih yang paling luas digunakan. Piecework sebuah sistem
pembayaran yang berdasarkan pada jumlah benda yang diproses oleh setiap pekerja
perorangan dalam unit waktu, seperti jumlah benda perjam atau jumlah benda
perhari.
b.
Rencana Intensif Pembayaran
Variabel Tim atau Kelompok
Adalah sebuah rencana
dimana sebuah standar produksi ditetapkan bagi sebuah kelompok kerja khusus,
dan para anggotanya dibayarkan intensif, jika kelompok melebihi standar
produksi, intensif tim memudahkan pelatihan, karena setiap anggota memiliki
kepentingan untuk membuat anggota baru menjadi terlatih secepat mungkin.
- Intensif Bagi Para Manajer dan Ekskutif
Para
manajer memainkan sebuah peran sentral dalam mempengaruhi keuntungan perdivisi
dan perusahaan. Sebagian besar manajer mendapatkan bonus jangka pendek dan
intensif jangka panjang sebagai tambahan bagi gaji mereka. Intensif jangka
pendek atau bonus tahunan bertujuan untuk memotivasi kinerja jangka pendek
daripada manajer dan eksekutif. Sedangkan intensif jangka panjang untuk
memasukkan perspektif ke dalam keputusan para eksekutif mereka.
- Intensif Bagi para Karyawan Bagian Penjualan
Renacana kompensasi
karyawan penjualan biasanya sangat bergantung pada intensif (komisi penjualan).
Namun, beberapa karyawan bagian penjualan mendapatkan gaji langsung, dan
sebagian besar menerima kombinasi dari gaji dan komisi.
a.
Rencana Gaji
Beberapa perusahaan
membayarkan sebagian dari karyawan mereka dibagian penjualan dengan gaji tetap
(barangkali dengan intensif berkala) dalam bentuk bonus, hadiah kontes
penjualan, dan sejenisnya.
b.
Rencana Komisi
Rencana komisi membayar
karyawan penjualan atas hasil, dan hanya atas hasil. Karyawan penjualan
memiliki intensif terbesar, dan terdapat kecenderungan untuk menarik karyawan
penjualan yang memiliki kinerja tinggi yang melihat bahwa upaya dengan jelas
mengarah kepada penghargaan
c.
Rencana Kombinasi
Sebagian besar perusahaan
membayar karyawan penjualan dengan kombinasi gaji dan komisi, biasanya dengan
komponen gaji yang cukup besar.
4. Tunjangan dan Pelayanan
1)
Tunjangan
Tunjangan adalah
pembayaran keuangan dan bukan keuangan tidak langsung yang diterima karyawan
karena terus-menerus bekerja diperusahaan tertentu
2)
Pembayaran Untuk Waktu Tidak
Bekerja
Pembayaran untuk waktu
tidak bekerja juga disebut tunjangan pembayaran tambahan, adalah beban terbesar
dari kebanyakan rencana tunjangan. Tunjangan bagi waktu tidak bekerja seperti
asuransi pengangguran, pembayaran liburan dan hari libur, dan pembayaran sakit.
Asuransi pengangguran
memberikan tunjangan jika seseorang tidak mampu bekerja karena kesalahan yang
tidak disebabkan oleh dirinya sendiri.
3)
Tunjangan Asuransi
UU kompensasi pekerja
bertujuan untuk menyediakan pendapatan yang tepat dan pasti serta tunjangan
medis bagi korban kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan, juga yang
bergantung pada orang tersebut dengan tidak memikulkan kesalahan.
4)
Tunjangan Asuransi
a.
Jaminan Sosial
Program federal yang
memberikan tiga jenis tunjangan: pendapatan pensiun pada umur 62 tahun dan
setelahnya; tunjangan kematian atau tunjangan orang yang selamat dapat
dibayarkan kepada tanggungannya dengan mengabaikan umur saat kematian; dan
tunjangan cacat dapat dibayarkan kepada karyawann yang cacat dengan
tanggungannya. Tunjangan ini hanya dapat dibayarkan jika karyawan diasuransikan
dibawah UU jaminan sosial.
b.
Rencana Pensiunan
Rencana yang memberikan
sejumlah uang tertentu saat karyawan mencapai umur pensiun yang telah
ditetapkan atau saat mereka tidak lagi dapat bekerja karena cacat.
5. Keamanan dan Kesehatan Karyawan
Kongres AS
telah meluluskan UU keamanan dan kesehatan kerja pada tahun 1970, untuk
memastikan sejauh mungkin setiap pria dan wanita yang bekerja di negara ini
aman dan memiliki kondisi kerja yang sehat dan untuk menjaga sumber daya
manusia kita.
1)
Komitmen Manajer dan
Keamanan
Semua orang harus melihat
bukti yang meyakinkan atas komitmen manajemen puncak. Hal ini meliputi
manajemen puncak yang secara pribadi terlibat dalam aktifitas keamanan; membuat
masalah keamanan menjadi prioritas utama dalam pertemuan dan penjadwalan
produksi; memberikan peringkat dan status yang keamanan dalam pelatihan pekerja
baru.
2)
Kesehatan Karyawan
Permasalahan dan Perbaikan
Sejumlah substansi dan
permasalahan yang sehubungan dengan kesehatan dapat mengurangi kinerja karyawan
dipekerjakan. Hal ini meliputi alkoholisme, stress, asbestos, penggunaan
komputer, AIDS, dan kekerasan tempat kerja.
BAB
III
PENUTUP
Simpulan
Manajemen merupakan proses yang mana
pelaksanaannya dripada suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu
proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai,
buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya
untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Mempelajari organisasi sebagai suatu
proses saja, berarti mempelajari strukturnya saja, tanpa melihat manusia di
dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
-
PANGLAYKIM, Dr. Manajemen
Suatu Pengantar. Jakarta: Ghalia Indonesia,
1960.
-
Dessler, Gary. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT. Indeks, 2003.
No comments:
Post a Comment