BAB
I
PENDAHULUAN
Sharaf
merupakan salah satu cabang ilmu bahasa Arab yang sangat penting dalam memahami
dam mempelajari bahasa Arab itu sendiri. Pokok bahasan dalam ilmu sharaf adalah
mengenai perubahan kata dalam suatu kalimat. Ketika seseorang membaca teks
bahasa Arab tetapi tidak mengetahui kaidah-kaidah sharaf maka kemungkinan
pemahamannya akan salah terhadap konteks kalimat tersebut.
Oleh
sebab itu pemakalah mencoba untuk sedikit menguraikan tentang kata kerja
(fi'il) dalam suatu kalimat beserta perubahan-perubahannya, yaitu fi'il
tsulatsy mazied dan fi'il ruba'i mazied.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
FI'IL TSULATSY MAZID
زَيْدُ
الُثلَاَثِىِ اَْربَعٌ مَعْ عَشٍْر= وَهِيَ لِأَقْسَامٍ ثَلاَثٍ تََجْرِيْ
Fi'il Tsulatsi Mazid (yakni Fi'il yang
terdiri dari tiga huruf asal, lalu ditambah huruf tambahan satu, dua atau tiga
huruf) itu ada empat belas bab. Adapun empat belas tersebut dibagi menjadi tiga
bagian seperti yang akan diterangkan.[1]
- Adapun yang pertama disebut Ruba'i/fi'il tsulatsy mazid (yakni fi'il yang terdiri dari tiga huruf asal lalu ditambah satu huruf).[2] Fi'il Ruba'i (Tsulatsi Mazid) babnya ada tiga yaitu:
-
Wazan af'ala أَفْعَلَ, dengan tambahan hamzah sebelum fa'
fi'il, seperti lafazh أَحْسَنَ dan أَكْرَمَ.
-
Wazan fa'-'ala فَعَّلَ,
dengan men-ta'dhif-kan 'ain fi'il-nya, seperti lafaz قَطَّعَ dan قَدَّمََ.
-
Wazan faa'ala فَاعَلَ dengan tambahan alif diantara fa fi'il dan 'ain
fi'il, seperti lafaz قَاتَلَ dan خَاصَمَ .
- Adapun yang kedua disebut dengan Fi'il Tsulatsi Mazid Khumasy (yakni fi'il yang terdiri dari tiga huruf asal lalu ditambah dua huruf tambahan).[3] Adapun babnya ada lima , yaitu:
-
Wazan tafa'-'ala تَفَعَّلَ dengan tambahan ta sebelum fa' fi'il
dan 'ain fi'il yang di-tadh'if-kan, seperti lafaz تَقَدَّمَ dan تَصَدَّعَ .
-
Wazan tafaa'ala تَفاَعَلَ dengan
tambahan ta sebelum fa fi'il dan huruf alif diantara fa' fi'il dan 'ain
fi'il seperti lafaz تَقَاتَلَ dan تَخَاصَمَ
-
Wazan if'alla إِفْعَلَّ
dengan tambahan hamzah washal sebelum fa fi'il dan lam
fi'il yang di-tadh'if-kan, seperti lafaz إِحْمَرَّ dan إِصْفَرَّ.
-
Wazan ifta'ala dengan tambahan hamzah washal sebelum
fa fi'il dan huruf ta di antara fa fi'il dan 'ain fi'il-nya,
seperti lafaz إِتَّصَلَ
dan إِجْتَمَعَ
-
Wazan infa'ala إِنْفَعَلَ, dengan
tambahan hamzah washal dan nun sebelum fa fi'il. Seperti
lafaz إِنْكَسَرَ dan إِْنشَعَبَ
- Adapun yang ketiga disebut Fi'il Tsulatsi Mazid Sudasi (yakni fi'il yang terdiri dari tiga huruf asal lalu ditambah tiga huruf tambahan). Adapun babnya ada enam, yaitu:
-
Wazan if'awalla إِفْعَوََّلَ
dengan tambahan hamzah washal sebelum fa fi'il dan wawu
yang di-tasydid-kan di antara 'ain fi'il dan lam
fi'il-nya, seperti lafaz:
-
إِجْلَوَّذ dan إعْلَوََّطَ .
-
Wazan if'anla إِفْعَنْلى seperti lafaz: إِسْلَنْقى
ditambah hamzah, nun dan ya yang ditukar kepada alif maqsurah.
-
Wazan if'anlala إِفْعَنْلَلَ ,
seperti lafaz: إِقْعَنْسَسَ ditambah nun, hamzah
dan takrar lam fi'ilnya serta di idghamkan.
-
Wazan if'au-'ala إِْفعَوَّلَ
dengan tambahan hamzah washal sebelum fad an 'ain fi'il
yang di-tadh'if-kan seperti tambahan huruf wawu di antar kedua 'ain-nya,
seperti lafaz إِغْدَوْدَنَ dan إِغْشَوْشَبَ
.
-
Wazan if'aalla إِفْعَالَّ, dengan tambahan hamzah washal
sebelum fa fi'il dan huruf alif sesudah 'ain fi'il, serta lam
fi'il yang di-tadh'if-kan, seperti lafaz إِحْمَارَّ dan إِعْوَارَّ .
-
Wazan istaf'ala إِسْتَفْعَلَ dengan tambahan hamzah
washal, huruf sin dan huruf ta sebelum fa fi'il-nya
seperti lafaz إِسْتَغْفَرَ dan اِسْتَقَام .
![]() |
|||
![]() |
B. FI'IL RUBA'I MAZID
Adapun
fil'il Ruba'i Mazid (yakni Fi'il yang terdiri dari empat huruf asal lalu
ditambah satu huruf atau dua huruf tambahan) itu ada dua macam, yaitu[4]:
1. Fi'il Ruba'i Mazid Khumasy
(yakni Fi'il yang terdiri dari empat huruf asal lalu ditambah satu huruf
tambahan). Adapun bab nya ada satu, yaitu:
Wazan
tafa'lala تَفَعْلَلَ , dengan tambahan ta sebelum fa fi'il, seperti
lafaz تَدَحْرَجَ
dan تَبَعْثَرَ
Dikategorikan
dalam fi'il ruba'i mazid satu huruf (yaitu wazan tafa'lala) sebanyak
tujuh wazan, semua berasal dari fi'il tsulatsi, lalu ditambahkan kepada huruf ilhaq,
dan ditambahkan pula kepadanya ta yaitu[5]:
1) wazan tafa'lala,
seperti lafaz تَجَلْبَبَ dan تَشَمْلََلَ
2)
wazan tamaf'ala, seperti lafaz تَمَنْدَلَ .
3)
wazan tafau'ala,
seperti lafaz تَكَوْثَرَ dan تَجَوْرَبَ .
4)
wazan tafa'wala,
seperti lafaz تَسَرْوَلَ dan ترَهْوَكَ .
5)
wazan tafai'ala,
seperti lafaz تَسَيْطَرَ dan تَشَيْطَنَ .
6) wazan tafa'yala, seperti lafaz تَرَهْيَأَ
7) wazan tafa'laa,
seperti lafaz تَقَلْسى dan
تَجَعْبَى .
2. Fi'il Ruba'i Mazid Sudasy
(yakni Fi'il yang terdiri dari empat huruf asal lalu ditambah dua huruf
tambahan).[6]
Adapun babnya ada dua, yaitu:
1) Wazan if'anlala إِفْعَنْلَلَ dengan tambahan hamzah washal
sebelum fa fi'il dan nun di antara 'ain fi'il dan lam
fi'il yang pertama, seperti lafaz إِحْرَنْجَمَ dan إِفْرَنْقَعَ .
2) Wazan if'alalla إِفْعَنْلَلََ , dengan tambahan tambahan
hamzah washal sebelum fa fi'il dan nun di antara 'ain
fi'il dan lam fi'il yang kedua di-tadh'ifkan-kan.
Seperti lafaz إِسْبَطَرَ , إِقْشَعَرََّ dan إِطْمَأَنَّ.
Dikategorikan
ke dalam fi'il ruba'i mazid dua huruf, yaitu sebanyak dua wazan; bentuk
asalnya dari fi'il tsulasi, lalu ditambahkan huruf ilhaq,
kemudian ditambahkan lagi dua huruf.
1) Wazan if'anlala,
seperti lafaz إِقْعَنْسَسَ dan إِقْعَنْدَدَ .
2)
Wazan if'anlaa, seperti lafaz إِحْرَنْبى dan إِسْلَنْقى .
3)
Wazan ifta'laa, seperti lafaz إِسْتَلْقى dan dan إِجْتَبى .
Ilhaq artinya,
hendaknya menambahkan kepada huruf asal kalimah sebanyak satu huruf bukan
tujuan yang menyangkut masalah makna, tetapi sekedar menyamakannya dengan wazan
kalimat lain. Tujuannya ialah supaya kalimat yang dimulhaqkan
diberlakukan sama dalam hal tashrif dengan kalimat yang menjadi
panutannya.[7]
![]() |
C. MAKNA-MAKNA YANG
TERKANDUNG DALAM WAZAN-WAZAN
1.
Wazan af'ala أَفْعَلَ diungkapkan untuk menunjukkan makna ta'diyah (untuk menjadikan
fi'il lazim menjadi fi'il muta'addi), seperti أَجْلَسَ (mendudukan), أَخْْرَجَ (mengeluarkan), dan أَقاَمَ (mendirikan).
Atau untuk menunjukkan makna
mushadafah seperti kedua contoh ini:
أَبْخَلْتُهُ Aku membuatnya pelit.
أَعْظَمْتُهُ Aku menghormatinya.
Atau untuk menunjukkan makna salab
(melenyapkan) seperti dalam contoh ini
أَقْشَيْتُهُ أَقْذَيْتُهُ aku telah
melenyapkan keluhannya dan hal yang mengganjal di matanya.
Atau
untuk menunjukkan makna memasuki suatu waktu atau suatu tempat, seperti dalam
contoh-contoh dibawah ini.
أَصْحَرَ
Dia telah memasuki padang sahara.
أَعْرَقَ
Dia telah memasuki negeri Irak
أَتْهَمَ
Dia telah memasuki negeri Tihamah
أَنْجَدَ
Dia telah memasuki negeri Najad
أَصْبَحَ
Dia telah berpagi hari
أَمْسىََ
Dia telah bersore hari
أَََضْحى
Dia telah bersiang hari,
atau
untuk menunjukkan makna hainuunah, yaitu fa'il telah mendekati saat
masuk kedalam asal fi'il; atau dengan kata lain untuk menunjukan saat yang
dimaksud dari fi'il telah tiba, seperti dalam contoh di bawah ini:
اَحْصَدَ الزَرْعُ Tanaman itu telah tiba masa
panennya
أَصْرَمَ الّنَخْلُ Pohon kurma itu telah tiba saatnya
untuk dipotong,
atau untuk menunjukan makna lainya.[8]
2. Wazan fa'-'ala فَعََّلَ diungkapkan untuk
menunjukkan makna taktsir (memperbanyak) seperti contoh:
جَوَلْتُ Aku telah memperbanyak jalan.
طَوَّفْتُ Aku
telah memperbanyak thawaf,
atau
untuk menunjukan makna ta'diyah, seperti kedua contoh di bawah ini:
خَرَّجْتُهُ Aku telah mengeluarkannya
فَرََّحْتُهُ Aku
telah membuatnya gembira,
atau
untuk menunjukkan makna menisbat-kan maf'ul kepada asal fi'il seperti pada
contoh berikut:
كَذَبْتُهُ Aku telah mendustakannya
(menuduhnya dusta)
فَسَّقْتُهُ Aku telah memfasikkannya (menuduhnya
fasik),
atau untuk menunjukkan makna salab
(melenyapkan) seperti pada contoh berikut:
قَرَّدْتُ البَعِيْرَ Aku
telah mlenyapkan kutu dari unuta itu
قَشَرْتُ الفَاكِهَة Aku
telah mengupas buah itu,
atau
untuk menunjukkan makna tawajjuh (menghadap) ke arah yang dijadikan
sebagai fi'ilnya, seperti pada contoh-contoh:
شَرَّقَ Dia telah ke timur
غَرَّبَ Dia telah ke barat
صَعَّدَ Dia telah naik,
atau untuk menunjukkan makna
ringkasan dari kata-kata yang mukarrab dengan maksud untuk menceritakan
tentangnya, seperti contoh di bawah ini:
كَبَّرَ Dia telah membaca takbir
هَلَّّلَ Dia telah membaca laailaha
illallah
حَمَدَ Dia telah membaca alhamdulillah
سَبَّحَ Dia telah mambaca subhanallah,
atau untuk menunjukkan makna, bahwa
fa'il menyerupai hal yang fi'il diambil daripadanya, seperti dalam contoh:
قَوَّسَ ظَهْرُ عَلِيٍّ Punggung Ali seperti busur panah.
Makna dimaksud adalah punggung Ali
melengkung (bongkok) seperti busur panah. Atau untuk menunjukkan makna-makna
lainnya.[9]
3. Wazan faa'ala (فاعل) diungkapkan untuk menunjukkan makna mufaa'alah seperti
dalam contoh:
جَاذَبْتُ عَلِيًّا ثَوْبَهُ Aku
telah menarik Ali, yakni pakaiannya,
atau untuk menunjukkan makna taktsir
(memperbanyak) seperti dalam contoh:
ضَاعَفْتُ أجْرَ المُجْتَهِدُ Aku telah melipatgandakan upah
mujtahid,
كَاثَرْتُ
إحْسَانِى عَلَيْهَ Aku telah memperbanyak kebaikanku
terhadapnya,
atau untuk menunjukkan makna muwalah
(berturut-turut), seperti dalam contoh:
تَابَعْتُ القِرَأةَ
Aku meneruskan bacaan.
وَالَيْتُ
الصَّوْمَ Aku
meneruskan puasaku secara berturut-turut,
atau untuk menunjukan makna lainnya.[10]
4.
Wazan tafa'-'ala تفعّل
diungkapkan untuk menunjukkan makna muthawa'ah; yang dimuthawa'ah-kannya
adalah wazan fa'-'ala, seperti dalam contoh:
هَذَّبْتُهُ فَتَهَذَّبْ Aku
telah mendidiknya, maka terdidiklah dia.
عَلَّمْتُهُ فَتَعَلَّمْ Aku
telah mengajarinya, maka belajarlah dia,
atau untuk menunjukkan makna takalluf
(terpaksa) seperti dalam contoh-contoh:
تَكَرَّمَ Ia terpaksa menghormatinya.
تَشَجَّعَ Ia terpaksa memberanikan diri,
atau untuk menunjukkan makna thalab
(permintaan) seperti dalam contoh:
تَعَظّمَ وَتَيَقَنَ Ia
meminta supaya menjadi besar dan berkeyakinan,
atau untuk menunjukan makna lainnya.[11]
5.
Wazan tafaa'ala تفاعل diungkapkan untuk menunjukkan makna musyarakah
(kebersamaan), seperti dalam contoh-contoh:
تَخَاصَمَا Keduanya
saling bertengkar.
تَعَارَكَا Keduanya
saling memukul,
atau untuk menunjukkan makna takalluf
(pura-pura) contoh:
تَجَاهَلَ
Pura-pura bodoh atau tidak mengetahui.
تَكَاسَلَ Pura-pura
malas.
تَغَابَى Pura-pura
tidak mengerti,
atau untuk menunjukkan makna muthawa'ah,
yaitu menjadi muthawa'ah dari wazan faa'ala, seperti dalam kedua contoh:
بَاعَدْتُهُ
فَتَبَاعَدَ Aku
telah menjauhkannya, maka menjauhlah dia.
6.
Fi'il berwazan if'alla
إفعلّ untuk menunjukkan
makna warna atau cacat diungkapkan untuk menunjukan makna muballaghah
dalam subjek yang dimaksud dan untuk menampilkan keparahannya, seperti:
7.
Wazan ifta'ala إِفْتَعَلَّ diungkapkan untuk menunjukkan makna
muthawa'ah, yang dijadikan subjek muthawa'ah-nya adalah fi'il
tsulatsy seperti dalam contoh:
جََمَعْتُهُ
فَاجْتَمَعَ ِ Aku telah mengumpulkannya, maka
terkumpullah dia.
غَمَمْتُهُ فَاغَتَمَّ Aku
telah menyusahkannya, maka susahlah dia.
Begitu juga dimuthawa'ah-kan dengan
nya wazan af'ala seperti dalam contoh:
أنصفته فانتصف Aku
telah menyadarkannya, maka sadarlah dia.
Dapat dimuthawa'ahkan juga dengannya
wazan fa'-'ala, seperti dalam contoh:
عدلت الرمح فاعتدل ِAku telah meluruskan tombak itu, maka luruslah dia.
Terkadang wazan ifta'ala ini
diungkapkan untuk menunjukkan makna ittikhadz (mengambil) seperti dalam
contoh:
إشتوى mengambil pemanggang.
إختم memakai cincin,
atau untuk menunjukan makna tasyarruk,
seperti dalam contoh:
إجتوراََ keduanya saling aniaya.
إشتورا keduanya saling
bermusyawarah,
atau untuk menunjukan makna upaya
yang sungguh-sungguh disertai dengan upaya yang berlebihan, contoh:
إكتسب Dia
telah berusaha dengan sungguh dan semaksimalnya.
إكتتب Dia
telah menulis dengan sungguh dan semaksimalnya,
atau untuk menunjukan makna ikhtiyar
(pilihan), seperti إنتقى
(memilih), إصطفى (memilih), إختار (menyeleksi).[14]
8.
Wazan infa'ala إنفعل diungkapkan untuk
menunjukkan makna muthawa'ah; kebanyakan wazan ini dipakai untuk muthawa'ah
bagi fi'il tsulatsy yang muta'addi kepada satu maf'ul, seperti
dalam contoh:
كسرته فانكسر Aku telah memecahkannya, maka
pecahlah barang itu.
قدته فانقاد Aku
telah menuntunnya, maka menurutlah dia.
Terkadang wazan ini diungkapkan untuk
menunjukan makna muthawa'ah wazan af'ala, seperti dalam contoh:
أغلقت الباب فانغلق Aku
tutup pintu itu, maka tertutuplah pintu itu.
9. Wazan if'aw 'ala إفعوعل (dengan tambahan hamzah washal, huruf 'ain fi'ilnya dan wawu di
antara kedua 'ain fi'il tersebut). إفعوّل (dengan tambahan hamzah washal dan wawu
yang ditasydid sesudah 'ain fi'il) dan إفعالّ (dengan tambahan hamzah washal, alif setelah 'ain fi'il dan lam
fi'il) mempunyai makna mubalaghah, artinya makna pada wazan-wazan tersebut
mempunyai kelebihan daripada makna yang ada pada mujarradnya.
إفعوعل seperti
إخشوشن = menjadi sangat kasar
إفعوّل seperti
إعلوّط = merangkul
10.
Wazan if'anla إفعنلى , seperti lafazh: إسلنقى- إسلنقاءً (ditambah hamzah, nun, dan ya yang ditukar
kepada alif makshurah,pada lafazh إسلنقى asalnya سلق (merebus); menjadi إسلنقى (terlentang).[17]
11.
Wazan if'anlala إفعنلل diungkapkan
untuk makna muthawa'ah bagi wazan fa'lala, seperti:
حرجمت الإبل فاحرنجمتْ ِ Aku telah mengumpulkan unta-unta
itu, maka berdesakanlah unta-unta itu.
12.
Wazan istaf'ala إستفعل diungkapkan
untuk menunjukan makna thalab, seperti dalam contoh:
إستغفرت الله واستوهبته
Aku memohon ampun kepada
Allah dan meminta pemberian dari-Nya.
atau untuk menunjukkan makna
tahawwul dari suatu keadaan yang lain, seperti contoh-contoh:
إستنوق الجمل Unta
muda itu menjadi dewasa.
إستنسر البغات Burung kakak tua itu
menjadi seperti burung nasar
إستنيست الشّاة Kambing muda itu menjadi
kambing dewasa.
إستحجرالطين Tanah liat itu menjadi
batu.
atau untuk menunjukkan makna mushadafah,
seperti dalam contoh dibawah ini:
إستكرمته Aku telah menghormatinya.
إستسمنته Aku telah menggemukkannya.
atau untuk meringkas kalam yang
murakkab, seperti dalam contoh:
إسترجع Dia telah beristirja'.
Dikatakan demikian bila dia
mengatakan: inna lillahi wa inna ilaihi raaji'uuna sesungguhnya kami kepunyaan
Allah, dan hanya kepada-Nya-lah kita kembali). Atau untuk makna-makna lainnya.[18]
13.
Wazan if'alalla إفعللّ diungkapkan
untuk menunjukan makna mubalaghah, seperti:
إشمعلّ فى مشيه Ia
berjalan dengan sangat semangat.
14.
Wazan if'anlala إفعنلل diungkapkan
untuk makna muthawa'ah bagi wazan fa'lala, seperti:
حرجمت الإبل
فاحرنجمت
Aku telah mengumpulkan unta-unta
itu, maka berdesakkanlah unta-unta itu.[20]
15.
Wazan tafa'lala تفعلل diungkapkan untuk makna
muthawa'ah bagi wazan fa'lala, seperti:
دحرجته الكرة فتدحرجت Aku telah menggelindingkan bola, maka
menggelindinglah bola itu.
بعثرت الحب فتبعثر Aku telah
menaburkan benih, maka bertaburlah benih itu.
Fi'il yang muthlak dengan تفعلل
ini ada enam (6) wazan.[21]
Yaitu:
No
|
Wazan
|
Contoh
|
Asal
|
Artinya
|
1
2
3
4
5
6
|
تَفَعْلَلَ
تفعول
تفوعل
تفعيل
تفيعل
تفعلى
|
تمعدد
تسروك
تكوثر
ترهيأ
تسيطر
تجعبى
|
معد
سرك
كثر
رَهَأ
سطرَ
جعب
|
Pergi menjauh
Berjala perlahan-lahan
Banyak
Bergerak
Berkuasa
Berdesakan, bertumpukan
|
BAB
III
PENUTUP
Simpulan
Fi'il Tsulatsi Mazid (yakni Fi'il yang
terdiri dari tiga huruf asal, lalu ditambah huruf tambahan satu, dua atau tiga
huruf) itu ada empat belas bab. Adapun empat belas tersebut dibagi menjadi tiga
bagian
Adapun yang pertama disebut
Ruba'i/fi'il tsulasi mazid (yakni fi'il yang terdiri dari tiga huruf asal lalu
ditambah satu huruf).
-
Adapun yang kedua disebut dengan Fi'il Tsulatsi Mazid Khumasy (yakni
fi'il yang terdiri dari tiga huruf asal lalu ditambah dua huruf tambahan).
-
Adapun yang ketiga disebut Fi'il Tsulatsi Mazid Sudasi (yakni fi'il yang
terdiri dari tiga huruf asal lalu ditambah tiga huruf tambahan).
Adapun
fil'il Ruba'i Mazid (yakni Fi'il yang terdiri dari empat huruf asal lalu
ditambah satu huruf atau dua huruf tambahan).
-
Fi'il Ruba'i Mazid Khumasy (yakni Fi'il yang terdiri dari empat huruf
asal lalu ditambah satu huruf tambahan).
-
Fi'il Ruba'i Mazid Sudasy (yakni Fi'il yang terdiri dari empat huruf
asal lalu ditambah dua huruf tambahan).
Makna-makna yang
terkandung dalam wazan-wazan, yaitu:
1.
Wazan af'ala أَفْعَلَ diungkapkan untuk mennjukkan makna ta'diyah (untuk menjadikan
fi'il lazim menjadi fi'il muta'addi).
2.
Wazan fa'-'ala فَعََّلَ diungkapkan untuk menunjukkan makna taktsir
(memperbanyak).
3.
Wazan faa'ala (فاعل) diungkapkan untuk
menunjukkan makna mufaa'alah.
4.
Wazan tafa'-'ala تفعّل diungkapkan untuk menunjukkan makna muthawa'ah;
yang dimuthawa'ah-kannya adalah wazan fa'-'ala.
5.
Wazan tafaa'ala تفاعل diungkapkan untuk menunjukkan makna musyarakah
(kebersamaan).
6.
Fi'il berwazan if'alla
إفعلّ untuk menunjukkan
makna warna atau cacat diungkapkan untuk menunjukan makna muballaghah
dalam subjek yang dimaksud dan untuk menampilkan keparahannya.
7.
Wazan ifta'ala إِفْتَعَلَّ diungkapkan untuk menunjukkan makna
muthawa'ah, yang dijadikan subjek muthawa'ah-nya adalah fi'il
tsulatsy.
8.
Wazan infa'ala إنفعل diungkapkan untuk
menunjukkan makna muthawa'ah; kebanyakan wazan ini dipakai untuk muthawa'ah
bagi fi'il tsulatsy yang muta'addi kepada satu maf'ul.
9.
Wazan if'aw 'ala إفعوعل (dengan tambahan hamzah washal, huruf 'ain
fi'ilnya dan wawu di antara kedua 'ain fi'il tersebut). إفعوّل
(dengan tambahan hamzah washal dan wawu yang ditasydid sesudah 'ain fi'il) dan إفعالّ (dengan tambahan hamzah washal, alif
setelah 'ain fi'il dan lam fi'il) mempunyai makna mubalaghah, artinya makna
pada wazan-wazan tersebut mempunyai kelebihan daripada makna yang ada pada
mujarradnya.
10.
Wazan if'anla إفعنلى , seperti lafazh: إسلنقى- إسلنقاءً (ditambah hamzah, nun, dan ya yang ditukar
kepada alif makshurah,pada lafazh إسلنقى asalnya سلق (merebus); menjadi إسلنقى (terlentang).
11.
Wazan if'anlala إفعنلل diungkapkan
untuk makna muthawa'ah bagi wazan fa'lala.
12.
Wazan istaf'ala إستفعل diungkapkan
untuk menunjukan makna thalab.
13.
Wazan if'alalla إفعللّ diungkapkan
untuk menunjukan makna mubalaghah.
14.
Wazan tafa'lala تفعلل diungkapkan untuk makna
muthawa'ah bagi wazan fa'lala.
15.
Wazan if'anlala إفعنلل diungkapkan
untuk makna muthawa'ah bagi wazan fa'lala.
[1] Achmad Sunarto, Ilmu
Sharaf (terjemah Kitab Nazham Maqshud), Bandung: Sinar Baru, 1992. h. 12.
[2] Ibid., h. 12..
[3] Ibid., h. 13.
[4] Ibid., h. 15.
[5] Bahauddin Abdullah Ibnu
Aqil, Terjemah Alfiah (Syarah Ibnu Aqil), Bandung: Sinar Baru, 1992. h. 989-990.
[6] Acmad Sunarto, loc.
cit.
[7] Bahauddin Abdullah Ibnu
Aqil, op. cit., h. 992.
[8] Ibid., h. 996.
[9] Ibid., h. 997.
[10] Ibid., h. 998.
[11]Ibid., h. 999.
[12]Ibid., h. 999.
[13] Ibid.
[14] Ibid., h. 1000.
[15] Ibid.
[16] Syaikh Musthafa
al-Gulayaini, Terjemah Jami’ud Durulil Arabi’ah 1, Semarang: CV. Asy-Syifa, 1992. h. 441-443.
[17] H. Mochammad Anwar, Imu
Sharaf (terjemah Matan Kailani dan Nazham al-Maqshud), Bandung: Sinar Baru, 1989. h. 15.
[18] Bahauddin Abdullah, op.
cit., h. 1001.
[19] Ibid., h. 1002.
[20] Ibid., h.
1003-1004.
[21] Syaikh Musthafa, op.
cit., h. 449
VinacVflav-mi Joe Murray https://marketplace.visualstudio.com/items?itemName=caetarup-ya.Descargar-Blood-City-gratuita-2021
ReplyDeletecouptembbowsli
liaxygupa Sharon Slette https://www.sara-ferguson.com/profile/Jan-Van-Helsing-Carti-Pdf-Free-Extra-Quality/profile
ReplyDeletedenguesaddsoft
AmendaYlae-mu_Arlington Kadarius Stevenson link
ReplyDeletefimafoweb
OtrucefFsucra1993 Penny Brooks click here
ReplyDeleteBest
Install now
odadntegmye
MpiestitXvioto1999 Erika Polanco iMyFone LockWiper 7.4.1.2
ReplyDeletePro100 6.41
NCH VideoPad Video Editor Pro 11.97
Wondershare PDFelement Pro 9.0.12.1830
nifomanfmul
Mpessonie-da Julia Johnson
ReplyDeleteThere
program
acamadle