BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam
pengertian media visual, istilah Graphics atau Graphic Materials mempunyai arti
yang lebih luas, bukan hanya sekedar menggambar. Dalam bahasa Yunani graphicos
mengandung pengertian terlukiskan atau menggambarkan garis-garis.
Sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi
untuk menyalurkan peran dari sumber ke penerima pesan. Saluran yan dipakai
menyangkut indera penglihatan, pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
sImbol-simbol komunikasi visual. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus
grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau
diabaikan bila tidak digrafiskan.
Selain sederhana dan mudah pembuatannya, media grafis
termasuk media yang relative murah ditinjau dari segi biayanya. Banyak jenis
media grafis, beberapa diantaranya akan kita bahas dalam BAB II berikut ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
MEDIA
GRAFIS (LANJUTAN)
C.
DIAGRAM
Diagram adalah suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk
memperlihatkan
hubungan timbal balik terutama dengan garis-garis. Diagram biasanya berisi petunjuk-petunjuk. Sebuah
diagram yang baik adalah sangat
sederhana yakni hanya bagian-bagian terpenting saja yang diperlihatkan. Diagram
lebih sulit dibaca daripada bagan, karena hanya terdiri atas sebuah garis;
sebuah garis besar dari sebuah objek nyata,
atau sebuah sketsa penampang memotong dari suatu objek misalnya silinder dari sebuah kendaraan bermotor, organ tubuh yang vital, pegunungan, bumi, dan lain
sebagainya.[1]
Beberapa ciri diagram yang perlu
diketahui adalah:
1.
Diagram bersifat simbolis dan abstrak sehingga kadang-kadang sulit
dimengerti;
2.
Untuk dapat membaca diagram seseorang harus mempunyai latar belakang
tentang apa yang didiagramkan;
3.
Walaupun sulit dimengerti, karena sifatnya yang padat, diagram dapat
memperjelas arti.
Diagram yang baik sebagai media
pendidikan adalah yang:
1.
Benar, digambar rapi, diberi titel, label dan penjelasan-penjelasan
yang perlu;
2.
Cukup besar dan ditempatkan secara strategis; dan
3.
Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum yaitu dari kiri
ke kanan dan dari atas ke bawah.[2]
D.
KARTUN
Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan
atau situasi yang didisain untuk
mempengaruhi opini masyarakat. Walaupun terdapat sejumlah kartun yang berfungsi
untuk pembuat orang tersenyum,
seperti halnya kartun-kartun yang dimuat dalam surat kabar.
Kartun sebagai alat bantu
mempunyai manfaat penting dalam pengajaran,
terutama dalam menjelaskan rangkaian isi bahan dalam satu urutan
logis atau mengandung makna.
terutama dalam menjelaskan rangkaian isi bahan dalam satu urutan
logis atau mengandung makna.
Kartun yang baik
hanya mengandung satu gagasan saja. Ciri khas kartun memakai karikatur, sindiran
yang dilebih-lebihkan, perlambang dan humor
pilihan. Humor sering dan biasa membuat orang tertawa, terutama dalam kartun-kartun yang berisi pertentangan politik bagi
para pembaca surat-surat kabar. Dalam beberapa hal penggunaan kartun di bidang politik dan sosial dijadikan
medium untuk menyerang pribadi para pejabat tinggi. Kekuatan kartun
untuk mempengaruhi pendapat umum, terletak
pada kekompakkannya, penyederhanaan
isunya, dan perhatian yang sungguh-sungguh yang dapat dibangkitkan secara tajam melalui gambar-gambar
yang mengandung humor. la merupakan sumber informasi yang dicernakan
melalui dampak visual yang kuat. Banyak orang yang tidak membaca edisi surat kabar akan tetapi mengikuti kartunnya secara
tetap. Itulah sebabnya kartunis yang berani pada surat-surat kabar di kota metropolitan dipandang sebagai unsur pembentuk pendapat
umum.
Memilih kualitas
kartun yang efektif untuk membantu tujuan pengajaran:
1.
Pemakaiannya
sesuai dengan tingkat pengalaman
Pertimbangan pertama adalah, arti kartun hendaknya
dapat dimengerti oleh para siswa pada saat
kartun tersebut digunakan. Misalnya kartun
mengenai bantuan luar negeri atau perang dingin, akan kecil artinya bagi murid kelas enam yang belum mempelajari
judul-judul tersebut. Demikian juga banyak
guru yang tersentuh melihat kartun berikut,
sebaliknya para siswa mungkin merasa lucu melihatnya.
2. Kesederhanaan
Memperkirakan arti kartun dapat dimengerti, berarti ada
beberapa perwatakan fisik yang diinginkan
dari kartun-kartun yang baik. Satu di
antaranya adalah kesederhanaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kartun-kartun yang baik hanya berisi hal yang
penting-penting saja. Beberapa kartun
bahkan tidak memerlukan keterangan sama sekali, karena lukisan itu sendiri telah menyampaikan gagasan tanpa bantuan
kata-kata. Walaupun kartun sosial
politik biasanya memerlukan keterangan namun harus jelas, singkat dan langsung. Penjelsan yang panjang lebar tidak perlu jika kartun dibentuk serta dibuat dengan
baik.
3. Lambang
yang jelas
Ciri ketiga dari
kartun yang efektif adalah kejelasan dari pengertian-pengertian simbolis.
Lambang-lambang yang menggambarkan konsep-konsep yang lebih abstrak, seperti
hak-hak negara, kemanusiaan, dan kemerdekaan sulit disampaikan.
Penggunaan kartun
1.
Untuk motivasi
Sesuai
dengan wataknya kartun yang efektif akan menarik perhatian
serta menumbuhkan minat belajar siswa. Beberapa
kartun dengan topik yang sedang hangat, bilamana cocok dengan tujuan-tujuan
pengajaran, merupakan pembuka diskusi yang efektif.
2.
Sebagai
ilustrasi
Seorang
guru melaporkan hasil efektif dari penggunaan kartun-kartun dalam menggambarkan
konsep ilmiah pengajaran sain. Sebagian dipakai untuk mengemukakan beberapa
pertenyaan tentang tidaknya situasi ilmiah yang dapat digambarkan dalam kartun.
Sebagian lagi menggambarkan kesalahan-kesalahan dalam menafsirkan isi yang
terkandung dalam kartun. Ini berarti kartun
dapat digunakan sebagai ilustrasi dalam kegiatan pengajaran.
3.
Untuk kegiatan
siswa
Jenis
lain dari kartun yang dipergunakan adalah kreasi kartun-kartun yang dibuat
siswa sendiri. Para siswa membuat kartun untuk
menumbuhkan minat dalam kampanye kebersihan, keselamatan mengemudi dan
lain-lain.
E.
KOMIK
Komik dapat
didefinisikan suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu
cerita dalam urutan yang erat dihubungkan
dengan gambar dan dirancang untuk memberikan
hiburan kepada para pembaca. Apabila kartun sangat bergantung kepada dampak penglihatan tunggal, maka
komik terdiri atas berbagai situasi
cerita bersambung. Perbedaan lain menyatakan bahwa komik sifatnya humor, sedangkan sumbangan yang paling unik dan berarti dari kartun pada bidang
masalah-masalah politik dan sosial.
Beberapa perwatakan lain dari komik harus dikenal agar kekuatan medium ini bisa dihayati. Komik memusatkan
perhatian disekitar rakyat. Cerita-ceritanya mengenai diri pribadi sehingga
pembaca dapat segera mengindentifikasikan
dirinya melalui perasaan seita tindakan
dari perwatakan-perwatakan tokoh utamanya.
Cerita-ceritanya
ringkas dan menarik perhatian, dilengkapi dengan aksi, bahkan dalam lembaran surat
kabar dan buku-buku, komik dibuat lebih hidup, serta diolah dengan pemakaian warna-warna utama secara bebas.[3]
Sekadar
pengetahuan, bahwa untuk pertama kalinya komik digunakan sebagai pengobar dari peristiwa perang surat-kabar antara William
Randolph Hearst dengan Joseph Pulitzer pada pertengahan tahun 1890-an. Lembaran berwarna dari majalah
Sunday terbitan New York Journal dan
New York World saling bersaing dalam usaha memperbesar peredarannya. Bagian penting dalam persaingan ini dimainkan dengan gambar-gambar yang lucu, yang meliputi
perwatakan terkenal dengan nama The Yellow Kid. Coretan ini hasilnya cepat terlkenal dengan bertambahnya peredaran New York
World yang diterbitkan oleh Pulitzer. Dalam jangka waktu enam bulan,
Hearst muncul dengan ruangan komik yang terbaru, "...delapan halaman dari warna
pelangi keperak-perakan yang bercahaya membuat pelangi tampak seperti
sepotong pipa timah". Judul karangan dari perwatakan yang diungkapkan adalah Yellow Kid,
Hearst telah mengontrak artis komik asli, dan karya ciptaannya
keluar dari The World.
Sebagai media instruksional edukatif,
komik mempunyai sifat yang sederhana, jelas, mudah, dan
bersifat personal. Komik diterbitkan dalam
rangka tujuan komersial, dan edukatif (meski
tidak semua komik bersifat edukatif) yang mempunyai unsur-unsur:
1.
Sederhana, langsung, aksi-aksi yang cepat dan menggambarkan peristiwa-peristiwa yang mengandung bahaya.
2.
Berisi unsur
humor yang kasar, menggunakan bahasa percakapan.
3.
Perhatikan kepada kriminalitas, kekuatan, keampuhan.
4.
Adanya kecenderungan manusiawi yang universal terhadap pemujaan pahlawan.
Peranan pokok dari buku komik dalam
instruksional adalah kemampuannya
dalam menciptakan minat peserta didik.
Penggunaan komik dalam instruksional sebaiknya dipadu dengan metode mengajar, sehingga komik akan dapat
menjadi alat instruksional yang efektif.
Komik merupakan suatu bentuk bacaan dimana peserta didik membacanya
tanpa harus dibujuk. Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai
jembatan untuk menumbuhkan minat baca. Guru
harus membantu peserta didik menemukan
komik yang baik (edukatif) dan bermanfaat, juga mengajar mereka untuk
memilih buku komik yang baik, sehingga kita yakin dapat menerima bacaan komik
bagi peserta didik, sesuai dengan taraf berpikirnya. Di pihak lain guru harus menolong mereka menuju cakrawala yang
lebih luas akan minat serta apresiasinya.
Perlu disadari oleh para guru dewasa ini banyak bacaan komik di pasaran
atau di perpustakaan yang sifatnya tak selalu
mendidik dan mengarahkan pembaca (peserta didik) ke hal-hal yang terlalu
imajinatif. Yang demikian itu harus dipahamkan
pada peserta didik supaya mereka tidak tersesat oleh bacaan-bacaan komik
yang demikian. Guru harus mengarahkan mereka
supaya selektif dalam membaca komik.[4]
Luasnya popularitas komik telah mendorong banyak guru
bereksperimen dengan medium ini untuk maksud pengajaran.
Banyak percobaan telah dibuat di dalam seni bahasa pada tingkat SMP dan SMA. Dapat diketahui
bahwa anak yang membaca sebuah buku komik
setiap bulan, hampir 2 kali
banyaknya kata-kata yang dapat dibaca sama dengan yang terdapat pada buku-buku bacaan yang dibacanya setiap tahun
terus-menerus.
Peranan pokok dari buku komik dalam pengajaran adalah
kemampuannya dalam menciptakan minat para siswa. Penggunaan komik dalam
pengajaran sebaiknya dipadu dengan metode
mengajar, sehingga komik akan dapat menjadi alat pengajaran yang
efektif. Kita semua mengharapkan bisa membimbing selera anak-anak terutama
minat baca mereka. Komik merupakan suatu bentuk bacaan di mana anak membacanya
tanpa harus dibujuk. Melalui bimbingan dari
guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat
baca. Guru harus membantu para siswa menemukan komik yang baik dan
mengasyikkan, juga mengajar mereka untuk
memilih-milih buku komik, sehingga kita yakin dapat menerima
bacaan komik bagi anak-anak kita,sesuai dengan taraf berpikirnya.[5]
F.
POSTER
Poster merupakan gabungan antara gambar
dan tulisan dalam satu bidang yang memberikan informasi tentang satu atau dua
ide pokok, poster hendaknya dibuat dengan gambar dekoratif dan huruf yang
jelas.[6]
Ciri-ciri poster yang baik adalah:
1.
Sederhana
2.
Menyajikan satu ide dan mencapai satu tujuan pokok
3.
Berwarna
4.
Slogannya ringkas dan jitu
5.
Tulisannya jelas
6.
Motif dan disain bervariasi.[7]
Poster yang baik dapat merangsang orang
untuk membeli suatu barang, merangsang untuk menggunakan jasa
angkutan tertentu, seperti yang dilakukan oleh beberapa perusahaan penerbangan dan perusahaan-perusahaan lainnya.
Dapat pula poster itu mendorong
orang untuk mengunjungi suatu tempat seperti
yang dilakukan oleh biro jasa parawisata. Tidak kalah pentingnya poster itu digunakan untuk penerangan dan penyuluhan serta untuk menyebarluaskan program
pemerintah. Poster dapat pula sebagai
alat yang efektif bagi pata kontestan pemilu.[8]
Cheret adalah seorang lithografer
bangsa Perancis yang dipercayakan oleh Sarah Bernhardt
pada tahun 1860, untuk menyiapkan beberapa ilustrasi dengan skala besar untuk
iklan dalam memperkenalkan penampilannya di panggung kota Paris.
Dari itulah poster dilahirkan, bersumber dari gagasan nona
Bernhardt. Kemudian angkatan darat Perancis mengutip gagasan poster itu untuk
maksud panggilan militer.
Jadi poster telah muncul mengisi fungsi yang
unik di tengah-tengah media komunikasi visual. Peranannya sangat cepat dalam
menanamkan atau mengingatkan kembali kepada para pengamat pada satu gagasan
penting, misalnya "Belilah Produksi Dalam Negeri", "Bergabunglah bersama Armada",
"Dukunglah Tim Anda", "Hati-hatilah Mcngemudi", "Jagalah Kebersihan Sekolah Anda", dan
lain-lain. Oleh karena itu poster harus memiliki daya tarik pandang yang
kuat jika ingin menarik perhatian dan mempunyai pengaruh cukup kuat dalam
menyampaikan pesan. Dengan demikian poster, dapat didefinisikan sebagai
kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan
maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan
gagasan yang berarti di dalam ingatannya.[9]
Karakteristik poster adalah:
1. Berupa suatu lukisan/gambar.
2. Menyampaikan suatu pesan, atau ide tertentu.
3. Memberikan kesan yang luas atau menarik perhatian.
4. Menangkap penglihatan dengan saksama
terhadap orang-orang yang melihatnya.
5. Menarik dan memusatkan perhatian orang
yang melihatnya.
6. Menggunakan ide dan maksud melalui
fakta yang tampak.
7. Merangsang orang yang melihat untuk
ingin melaksanakan maksud poster.
8. Berani, langsung, dinamis dan menimbulkan kejutan.
9. Ilustrasi tidak perlu banyak, menarik
dan mudah dimengerti.
10. Teks ringkas, jelas dan bermakna.
11. Ilustrasi dan tulisan harus ada keseimbangan.
12. Dalam rangka simbol visual, kata dan lukisan harus membawa
ide tertentu.
13. Dapat dibaca dalam waktu yang singkat.
14. Warna dan gambar harus kontras dengan warna dasar.
15. Sederhana tetapi mempunyai daya tarik dan daya guna yang maksimal.[10]
BAB III
PENUTUP
Simpulan
-
Diagram adalah suatu gambaran
sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbal balik terutama
dengan garis-garis.
-
Beberapa ciri-ciri yang perlu
diketahui adalah:
-
Diagram bersifat simbolis dan
abstrak
-
Harus mempunyai latar belakang
tentang apa yang didiagramkan
-
Diagram dapat menjelaskan arti,
walaupun sulit dimengerti
-
Kartun adalah penggambaran dalam
bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang didisain
untuk mempengaruhi opini masyarakat.
-
Beberapa kualitas kartun yang
efektif untuk membantu tujuan pengajaran:
-
Pemakaiannya sesuai dengan tingkat
pengalaman
-
Kesederhanaan
-
Lambang yang jelas
-
Untuk motivasi
-
Sebagai ilustrasi dan untuk kegiatan
siswa.
-
Komik dapat didefinisikan sebagai
suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita
dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan
hiburan kepada para pembaca.
-
Poster adalah merupakan gabungan
antara gambar dan tulisan dalam satu bidang yang memberikan informasi tentang
satu atau dua ide pokok. Poster hendaknya dibuat dengan gambar dekoratis dan
huruf yang jelas.
-
Cirri-cirinya ialah:
-
Sederhana
-
Menyajikan sati ide dan mencapai
satu tujuan pokok
-
Berwarna
-
Slogannya ringkas dan jitu
-
Tulisannya jelas
-
Motif dan desain bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
-
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2002.
-
Sadiman, Arief S, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.
-
Rohani, Ahmad. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1997.
-
Asnawi dan Basyruddin Ustman. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers,
2000.
No comments:
Post a Comment