Friday, December 2, 2016

KONSEP DASAR STATISTIKA



Mengapa statistika diperlukan

Era informasi global :
Ø informasi menjadi basis intelektual masyarakat,  kegiatan umat manusia modern bersumber pada informasi.
Ø Statistika berkembang sangat cepat dan telah memasuki ke berbagai penerapan.
Ø Pengembangan statistika didukung oleh pengembangan teknologi informasi.

Pengertian Statistika :
     Metode (ilmu pengetahuan) yang berhubungan dengan analisis data dan proses pengambilan  keputusan mengenai sistem berdasarkan data.

Pengertian penelitian :
 Usaha pengumpulan data / informasi secara ilmiah untuk menguji suatu hipotesis (memecahkan permasalahan).
   
Analisis statistika :
Ø Input      : informasi data acak (kualitatif/kuantitatif)
Ø Output   : bahan pengambilan keputusan



Analisis statistika meliputi :
1. Statistika deskriptif :
membuat deskripsi dari suatu fakta (populasi/sampel) berdasarkan data.
Ø Hasil :  rata-rata, varian,
                tabel, histogram, kurva distribusi, dll.

2. Statistika inferensial :

Menggunakan statistika sampel (rata-rata, varian  sampel) untuk membuat inferensi mengenai parameter populasi (rata-rata, varian populasi) dengan uji hipotesa statistika.
Ø  membuat estimasi, prediksi, peramalan.
 
     Uji signifikansi statistika :
Dengan statistika penguji :
    Chi-Square, t-test, uji F, ANOVA.


3. Probabilita :
     sebuah metodologi yang mengizinkan uraian variabel bersifat random (acak) didalam sistem.

Ø Suatu peristiwa mempunyai berbagai  kemungkinan untuk terjadi, menyebabkan adanya ketidaktepatan.
Ø Dengan probabilita dapat ditentukan nilai peluang kuantitatif terjadinya suatu persistiwa.

Penggunaan komputer
Penerapan statistika didukung oleh pengembangan teknologi informasi dengan perangkat lunak statistika : antara lain SPSS, SAS, Minitab, dan Matlab.

Peralatan teknologi informasi :
menyediakan dan menyajikan informasi data yang lebih lengkap, cepat, terpercaya, akurat, mutakhir dan tepat waktu.

Filosofi penggunaan statistika :
Ø      Statistical thinking:
pemahaman tentang prosedur penggunakan statistika dalam proses penerapan

Ø   Statistical tools :
prosedur penggunakan statistika dalam aspek
sebagai metode / alat

Analisis statistika memperhatikan :
a.      Skala pengukuran ( nominal, ordinal, interval, rasio)
b.     Asumsi mengenai populasi (parametrik, nonparametrik).
c.      Jumlah variabel (univariate, bivariate, multivariate)
d.     Jumlah grup atau sampel.



PRINSIP PENGUKURAN DATA

Analisis statistika diawali
dengan tersedianya informasi data.
Data diambil dari populasi/sampel.

Populasi :

      himpunan semua kejadian yang mungkin.
Ø Kejadian yang  diamati dapat berupa objek, benda, peristiwa  atau proses.

Proses :

deretan dari suatu kegiatan, operasi atau peristiwa yang mentransformasikan input menjadi output.

Sampel :
bagian yang diambil dari populasi (dapat mewakili atau menggambarkan populasi).
Penarikan sampel (teknik sampling) :
digunakan untuk mendapatkan data sampel sedemikian sehingga data yang diambil dapat mengambarkan sifat-sifat fakta sebenarnya.

Sampel random (Random sampling)
setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel.

Ukuran sampel :
 banyaknya data sampel yang diambil, sehingga data tersebut dapat menggambarkan sifat-sifat populasi.

Kesalahan sampel :

     terjadi dari proses penarikan sampel, a.l. :
Ø Kesalahan cakupan atau bias pemilihan.
Ø Kesalahan karena tidak adanya tanggapan.
Ø Kesalahan pengukuran.

Variabel random:
Suatu fungsi yang mentransformasikan (memberi nilai) dari hasil percobaan random (pengamatan, kejadian, peristiwa) kedalam bilangan riil.
    
      Setiap hasil percobaan / kejadian / objek dapat dinyatakan kedalam bilangan riil (kuantitatif) dan  disertai nilai probabilitanya.

Jenis variabel :
Ø Variabel bebas (independent),
Ø Variabel tak bebas atau bergantung (dependent).







Hubungan dalam fungsi matematika : Y = f(X)
Contoh hubungan variabel bebas (=X) dan variabel bergantung (=y) diberikan pada Gambar 1.
              

                X = variabel input atau proses (bebas)  
                Y = variabel output (bergantung)

    Gambar 1.  Model input atau proses untuk
                        menghasilkan produk

Pengukuran :

Ø penetapan objek dalam angka-angka atau bilangan untuk berdasarkan sifat dan aturan-aturan.
Ø memberikan informasi data dari sistem empiris ke dalam sistem angka-angka.
Ø sistem angka-angka dideskripsikan untuk menjelaskan data empiris.



Jenis skala pengukuran :
a.     Skala nominal :  
·      menyatakan kehadiran/ketidakhadiran suatu sifat
·      membagi objek kedalam kelompok-kelompok untuk identifikasi.
      Contoh : Pergi (=1)/ tidak pergi (=2)
              Sukses (=0)/ gagal (=1)
              Pria (=1) / wanita (=2)

b.       Skala ordinal :
·          menyatakan suatu item memiliki satu sifat atau  kurang dibandingkan item lain. 
·    mengurutkan serangkaian item.
 Contoh : 
 Rasa : enak sekali (= 3), cukup enak (= 2),
            tidak enak (= 1)
 Kualitas :baik (=1), lebih baik (=2), terbaik (=3).

  Pengerjaan matematis : =, > , <, ¹.
   
c.         Skala interval :
merupakan pengukuran di mana rasio perbedaan adalah tetap. 
   Pengerjaan matematis : +, -, mengurutkan objek.
    Contoh :  Suhu = 30oC,
                    perbedaan suhu = 33oC-28oC = 5oC
  

d.       Skala rasio :
pengukuran suatu objek dalam dua tolok ukur yang berbeda berkaitan satu sama lain dengan rasio tetap.
   Pengerjaan matematis : +, -, x, :.
   Contoh:  Harga = Rp. 500,-, Gaji = Rp.1,5juta/bl
                  Tinggi = 5 meter.

Akurasi hasil pengukuran ukuran
 Menguji empat kriteria berikut :
1.        Accuracy.
     Seberapa tepat pengukuran atau observasi.
2.        Repeatability (kemampuan untuk dapat diulang). Jika suatu item yang sama diukur lebih dari satu kali, akankah mendapatkan hasil yang sama pada setiap kali melakukan pengukuran.
3.        Reproducibility (kemampuan untuk diproduksi lagi).
    Jika dua atau lebih orang atau mesin mengukur hal yang sama, akankah mereka akan mendapatkan hasil yang sama.
4.        Stability.
     Untuk sepanjang waktu, akankah akurasi atau pengulangan menyimpang atau berubah.






STATISTIK DESKRIPTIP


Lokasi pengukuran :

1. Rata-rata (mean) :
Ø  merupakan nilai tengah atau kecenderungan pusat.
Ø  dihitung dengan cara :
          rata-rata hitung, median dan modus.
Jika penyebaran data simetri terhadap rata-rata,  maka rata-rata hitung = median = modus.

Jika diberikan data sampel random X1, X2 ,…, Xn,   n adalah ukuran sampel, maka rata-rata  hitung diberikan dengan
                           


2.  Median :
Data sampel dibagi kedalam dua bagian yang sama, sehingga setengah dari kumpulan data berada diatas median, dan setengah lagi dibawahnya.

Diberikan data terurut X(1), X(2) , …, X(n)
(dari nilai yang terkecil sampai dengan nilai terbesar).  Maka median diberikan dengan

3.  Modus :
Ø Modus merupakan nilai data yang paling sering terjadi.
Ø Jika data dikelompokkan, modus adalah kelompok dengan frekuensi tertinggi.
Ø Suatu data dapat mempunyai modus yang tidak tunggal, karena dimungkinkan terdapat lebih dari satu modus.

Pengukuran penyebaran 
1. Rentang :
      merupakan jarak nilai data terkecil dan terbesar.
       R= nilai data terbesar – nilai data terkecil.

2. Varian :
Merupakan pengukuran variasi sekitar mean.
Diberikan data sampel random X1, X2,…,Xn,
n adalah ukuran sampel, maka varian sampel diberikan dengan

3. Standar deviasi : 

Pengukuran varian yang tak bias terhadap varian populasi :
             
4.  Covarian  (antara variabel x dan y)
           
5. Korelasi :
Hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.  
Ukuran korelasi : koefisien korelasi r ; -1 £ r £1
Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dinyatakan dengan     
        




Untuk menyatakan korelasi yang signifikan dilakukan pengujian hipotesis.







Contoh. (data kontinyu).
Diberikan data rata-rata suhu udara di Kota Semarang per-hari pada Oktober 2002.

Tanggal
Suhu
Tanggal
Suhu
Tanggal
Suhu
1
28.4
11
28.6
21
30.0
2
30.5
12
29.4
22
28.2
3
28.3
13
28.9
23
27.9
4
28.7
14
29.9
24
28.3
5
29.4
15
29.3
25
29.2
6
28.2
16
31.4
26
29.1
7
28.8
17
30.3
27
29.4
8
28.3
18
30.9
28
28.9
9
29.5
19
29.3
29
28.2
10
29.0
20
29.1
30
29.3




31
28.5
 Sumber  : BMG Semarang, 2002.

Rata-rata hitung suhu di Kota Semarang  :
             
           X   = (8.4 + 30.5 + … + 28.5)/31
                 =  903,20/31
                 =  29,14 
        S2   =   (1/31)((28,4–29,14)2 + (30,5 – 29,14) 2 … + (28,5–29,14) 2
                    =    0,704
 Sehingga standar deviasi : S = Ö( 0,704) = 0,839.

Untuk menghitung median, data diurutkan dahulu dari terkecil sampai yang terbesar.

Data 3.5. Suhu udara di Kota Semarang per-hari pada Oktober 2002 yang telah diurutkan.
No.Urut
Suhu
No. Urut
Suhu
No.Urut
Suhu
1
27,9
11
28,7
21
29,3
2
28,2
12
28,8
22
29,4
3
28,2
13
28,9
23
29,4
4
28,2
14
28,9
24
29,4
5
28,3
15
29,0
25
29,5
6
28,3
16
29,1
26
29,9
7
28,3
17
29,1
27
30,0
8
28,4
18
29,2
28
30,3
9
28,5
19
29,3
29
30,5
10
28,6
20
29,3
30
30,9




31
31,4

Median adalah nilai data pada urutan ke
       (31+1)/2=16.
 
  Median = X16   = 29,1

No comments:

Post a Comment